Kamis, 05 Februari 2015

Makalah Bakteri Pseudomonas sp dan Mucogone perniciosa pada jamur Merang (Pleurotus ostreatus)



BAB  I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
      Kita telah mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak sebaik tumbuhan lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada waktu tertentu, pada kondisi tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas. Sebagai contoh, jamur banyak muncul pada musim hujan di kayu-kayu lapuk, serasah, maupun tumpukan jerami. namun, jamur ini segera mati setelah musim kemarau tiba. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia telah mampu membudidayakan jamur dalam medium buatan, misalnya jamur merang, jamur tiram, dan jamur kuping .
Tubuh buah yang masih muda berbentuk bulat telur, berwarna cokelat gelap hingga abu-abu dan dilindungi selubung. Pada tubuh buah jamur merang dewasa, tudung berkembang seperti cawan berwarna coklat tua keabu-abuan dengan bagian batang berwarna coklat muda. Jamur merang yang dijual untuk keperluan konsumsi adalah tubuh buah yang masih muda yang tudungnya belum berkembang.
Jamur merang dibudidayakan di dalam bangunan yang disebut kumbung. Sesuai namanya jamur ini tumbuh baik pada media merang dan jerami yang telah terkomposkan. Namun praktik budidaya lebih lanjut juga mendapati jamur ini tumbuh baik pada kompos sampah kertas, tandan kosong sawit, kompos batang pisang dan kompos bio massa pada umumnya. Menurut penelitian, limbah kapas adalah media yang memberikan hasil produksi dan pertumbuhan yang terbaik bagi jamur merang. Jamur merang dikenal sebagai warm mushroom, hidup dan mampu bertahan pada suhu yang relatif tinggi, antara 30-38 °C dengan suhu optimum pada 35 °C.

B.     Rumusan Masalah
1.      Jelaskan deskripsi tentang Jamur Merang Volvariella volvacea?
2.      Sebutkan ciri-ciri dari Jamur Merang Volvariella volvacea ?
3.      Jelaskan kunci determinasi Jamur Merang Volvariella volvacea?
4.      Jelaskan  Hama Dan Penyakit Pada Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus)?
5.      Bagaimanakah cara Pencegahan Penyakit dan Hama Terhadap Jamur Merang Volvariella volvacea ?
6.      Apakah manfaat dari Jamur Merang Volvariella volvacea ?

C.    Tujuan
1.   Untuk memahami deskripsi tentang Jamur Merang Volvariella volvacea
2.   Untuk mengetahui ciri-ciri dari Jamur Merang Volvariella volvacea
3.   Untuk mengetahui kunci determinasi Jamur Merang Volvariella volvacea
4.   Untuk memahami Hama Dan Penyakit Pada Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus)
5.   Untuk mengetahui cara Pencegahan Penyakit dan Hama Terhadap Jamur Merang Volvariella volvacea
6.   Untuk mengetahui manfaat dari Jamur Merang Volvariella volvacea












BAB II
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Jamur Merang (Volvariella volvacea)
B.   
Jamur merang (Volvariella volvacea) merupakan jamur yang paling dikenal, terutama untuk masyarakat Asia Tenggara, dan telah lama dibudidayakan sebagai bahan pangan, karena termasuk golongan jamur yang enak rasanya. Jamur merang umumnya tumbuh pada media yang merupakan sumber selulosa, misalnya, pada tumpukan merang, dekat limbah penggilingan padi, limbah pabrik kertas, ampas batang aren, limbah kelapa sawit, ampas sagu, sisa kapas, kulit buah pala, dan sebagainya.
Jamur merang kaya akan protein kasar dan karbohidrat bebas N (N-face carbohydrate). Tingkat kandungan serat kasar dan abu adalah moderat, sedangkan kandungan lemaknya rendah. Nilai energi jamur merang rendah, namun merupakan sumber protein dan mineral yang baik dengan kandungan kalium dan fosfor yang tinggi. Kandungan Na, Ca, Mg dan Cu, Zn , Fe cukup. Kandungan logam berat Pb dan Cd tidak ada, sehingga jamur merang sangat baik digunakan sebagai bahan makanan sehari-hari. Kandungan protein jamur merang mencapai 1, 8 persen, lemak 0.3 persen, dam karbohidrat 12 – 48 persen.
Jamur merang kaya akan protein, sebagai makanan anti kolesterol, eritadenin dalam jamur merang dikenal sebagai penawar racun, dan banyak mengandung antibiotik yang berguna untuk pencegahan anemia. Menurut penelitian jamur juga dapat digunakan untuk mengobati kanker.
Jamur merang biasanya tumbuh pada media tangkai padi/jerami atau merang, sehingga dikenal dengan jamur merang. Jamur merang ada dua jenis yaitu jamur merang hitam dan jamur merang putih. Jamur merang hitam memiliki ciri-ciri kulit tipis dan berwarna hitam. Jenis ini biasanya tumbuh pada suhu sekitar 28 sampai 30 °C. Sedangkan untuk jamur merang putih memiliki ciri-ciri berwarna putih bersih da berkulit tebal, dapat hidup pada suhu 31 sampai 33 °C. Secara umum, jamur merang memiliki cawan atau yang disebut volva cawan tersebut berwarna coklat muda dan berfungsi sebagai pembungkus tubuh ketika masih pada stadium telur (AnneAhira.com, 2011: 1)
Kingdom : Fungi
Filum       : Basidiomycota
Kelas       : Agaricomycetes
Ordo        : Agaricales
Family     :  Pluteaceae
Genus      : Volvariella
Spesies   : Volvariella volvacea
(Gembong, 2005: 59)

Berikut ini contoh jamur merang hitam dan jamur merang putih :
1) Jamur Merang Hitam

Gambar 38. Jamur merang hitam

 2)      Jamur Merang Putih
Gambar 39. Jamur merang putih

Jamur Merang (Volvariella volvacea) merupakan jamur yang paling di kenal untuk daerah Asia Tenggara, selain rasanya yang enak, mudah tumbuh pada berbagai macam media tumbuh. Diantara sekian banyak spesies jamur tropika dan sub tropika Volvariella volvacea atau si Jamur Merang merupakan jamur yang memiliki  kandungan gizi yang tidak kalah bila  dibandingkan  dengan bahan makanan yang lain. Jamur  Merang mengandung berbagai macam asam amino  baik asam amino esensial dan asam amino non esensial. Volvariella volvacea  dari namanya di ketahui sebenarnya jamur yang memiliki  volva  atau cawan biasanya merupakan  jamur beracun kecuali Jamur Merang. Oleh sebab itulah di Asia khususnya di Indonesia orang – orang lebih menyukai Jamur Merang dari pada jamur yang tidak beracun lainnya (Sukara, 1981).
Diantara sekian banyak jenis jamur yang tumbuh liar pada musim hujan orang sering sulit membedakan antara jamur yang dapat di konsumsi dan jamur yang tidak dapat di konsumsi (jamur beracun). Ada beberapa cara yang dapat di lakukan oleh masyarakat awam  untuk membedakan jamur beracun  dengan jamur yang tidak beracun, umumnya  jamur beracun mempunyai warna yang mencolok seperti  warna merah darah, hitam legam, biru tua, ataupun warna–warna yang mencolok lainya. Jamur beracun biasanya menghasilkan bau yang menusuk hidung, selubung universal yang membentuk cincin dan selubung universal yang membentuk cawan (volva). Gejala yang biasanya muncul apabila seseorang mengalami keracunan jamur biasanya mual–mual, muntah, kepala pusing, bahkan akibat yang paling fatal adalah kematian (Suriawiria, 1986).

Menurut Rismunandar (1982), Jamur Merang (Volvariella volvacea) merupakan jamur yang paling mudah hidup di dalam berbagai macam media tumbuh, dapat di tanam di mana saja.
Jamur Merang paling mudah dibudidayakan karena jamur ini memiliki daya adaptasi yang cukup tinggi terhadap lingkungannya. Sehingga  Jamur Merang dapat tumbuh mulai  dari benua Asia  sampai benua Afrika pada ketinggian tertentu. Pada umumnya jamur–jamur yang sudah dibudidayakan secara besar–besaran  biasanya di tanam di media tumbuh yang berupa kompos yang sudah jadi. Tetapi  untuk Jamur Merang  dapat di tanam di media tumbuh  yang masih berupa limbah–limbah pabrik pertanian yang  belum di olah menjadi kompos. Dapat tumbuh pada berbagai media tumbuh yang banyak mengandung selulosa. Banyaknya macam media tumbuh Jamur Merang menyebabkan para petani jamur harus selektif  dalam pemilihan media tumbuh  untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Untuk mengetahui media tumbuh  manakah yang paling baik di gunakan, para petani sering mencoba berbagai macam media  untuk membandingkan  hasil yang di peroleh dengan menggunakan berbagai macam media tumbuh.
C. Ciri-Ciri Jamur Merang (Volvariella volvacea)
Jamur merang biasanya tumbuh pada media tangkai padi/jerami atau merang, sehingga dikenal dengan jamur merang. Jamur merang ada dua jenis yaitu jamur merang hitam dan jamur merang putih. Jamur merang hitam memiliki ciri-ciri kulit tipis dan berwarna hitam. Jenis ini biasanya tumbuh pada suhu sekitar 28 sampai 30 °C. Sedangkan untuk jamur merang putih memiliki ciri-ciri berwarna putih bersih dan berkulit tebal, dapat hidup pada suhu 31 sampai 33 °C. Secara umum, jamur merang memiliki cawan atau yang disebut volva cawan tersebut berwarna coklat muda dan berfungsi sebagai pembungkus tubuh ketika masih pada stadium telur.
Tubuh buah sering pula disebut dengan primodia yaitu sesuatu yang keluar di atas permukaan tanah yang bentuknya seperti payung terbuka bila mana sudah tua, dan berbentuk telur kecil bila mana baru timbul. Selain jamur yang tumbuh membentuk tubuh buah juga terdapat jamur yang tetap dalam bentuk myselium yang biasanya tumbuh di dalam tanah dan senantiasa menghindari sinar matahari (Rismunandar, 1982).
Bagian tubuh jamur Jamur  Merang (Volvariella  volvacea)
Menurut Suriawiria (1986),  jamur secara umum mempunyai struktur tubuh yang sederhana mulai dari  jamur bersel satu, bentuk serat sampai bentuk lengkap, artinya  sudah menyerupai  tanaman  tingkat tinggi yang sudah memiliki akar dan batang.
Pada jamur yang memiliki  tingkat kehidupan lebih tiggi (Jamur Sejati) memiliki dua macam perkembangan tubuh buah atau Primodia, yaitu : tipe perkembangan   tubuh buah  Angiocarpic dan  Gymnocarpic.

D.    Kunci Determinasi Jamur Merang (Volvariella volvacea)
Berikut ini merupakan contoh kunci determinasi Basidiomycota, (disadur dari M. Kuo :2004)
1.  a. Jamur yang memiliki tudung (cup / pileus) dan tangakai (stipe), biasanya berbentuk payung dengan bilah (gill) dibagian bawah………….................…..................................................2a
b.  Jamur dapat berbentuk bulat, berbentuk cangkir, bergerombol seperti rak, jelly, berbentuk seperti sarang burung kecil, berbentuk seperti brokoli atau karang......................................................5
2.   a. Jamur memiliki bilah (gill / lamella)..............................………....3
b.Jamur memiliki pori – pori di bagian bawah tudung (cup   /plieus)..........................…......4
3.  a. Bilah (gill / lamella) tidak menyentuh tangkai (stipe) sama sekali (free)  sehingga tidak ada bilah (gill / lamella) yang menempel pada tangkai (stipe) saat dipatahkan............................................................................6b
b. Bilah (gill / lamella) ada yang menempel pada tangkai (stipe), Adnate,  adneed dan decurrent..............................................................................6a
4.  a.Tidak memiliki tangkai atau memiliki banyak tangkai dan mungkin memiliki tekstur yang kasar atau kayu....................................................5b
b. Jamur hidup bergerombol, mulai bercabang dari tangkai bagian bawahnya..........................................................................................…6a
5.    a. Jamur yang tumbuh individu dan tidap bercabang pada tangkainya serta tumbu pada substat kayu. Memiliki tekstur kasar dan berkayu dan banyak memiliki pori – pori dibawah tudung (cup /pileus)....................................................................... Ganoderma lyceum
b. Jamur ini memiliki tekstur kenyal dan terlihat basah, berbentuk seperti telinga dan berwarna coklat…............................... Auricularia auricular
6.    a. Memiliki bilah yang putih dan melekat pada atau setelah turun tangkai. Bilah ini mudah rapuh dan memiliki cela yang rapat……..................................................................... Pleurotus floridae
b. Memiliki tangkai yang berada ditengah – tengah tudung (cup / pileus)………...…..............................….Lentinus edodes
7.  a. Permukaan tudung (cup / pileus) halus, berbulu,…….........…...............2
  b. Permukaan tudung (cup / pileus) tekstur kasar / tidak rata atau terdapat  bercak..........3a
8.     a.  Tangkai beralur halus……………….................…........….…..…..4b
  b. Tangkai seperti kayu atau  bertekstur kasar.....................…..………….3



E.     Hama dan Penyakit Pada Jamur Tiram
Setiap tumbuhan pasti tidak luput dengan hama yang menghinggap di tubuh dan batang tumbuhan, sehingga akan berakibat penyakit buat tumbuhan itu sendiri yang berakibat fatal yaitu gagal panen. Apalagi Jamur yang hidupnya di daerah lembab yang sangat rentan dengan hama dan penyakit.
Penyakit penyakit tersebut antara lain adalah dari jenis jamur lain yang ikut tumbuh dalam kompos, antara lain:
  1. Scopulariopsis fimicola, warna jamur lebih putih dan cenderung mengelompok dan melebar, jamur ini sering tumbuh di kayu kayu yang lapuk. 
  2. Verticillium agaricicotum, miselium jamur ini sangat mirip dengan jamur merang dengan warna putih. 
  3. Jika menggunakan kapas sebagai media maka penyakit yang mungkin timbul lebih banyak antara lain: , Thielavia terricola, Trichoderma sp, Aspergillus sp, Pythium sp, and Rhizoctonia sp. 
  4. Jika menggunakan kompos wheat, barley dan Jowar maka jamur liar yang bisa menyerang antara lain Chaetomium sp, Alternaria sp, and sordaria sp. 
  5. Jika menggunakan jerami sebagai media maka jamur liar yang mungkin menyerang adalah: Coprinus species (jamur jerami), seperti C. aratus, C.cenerreus, C.Lagopus serta Psathyrella sp, Penicillium sp, Podospora favrelli, Aspergillus sp, Rhizoctonia solani, Rhizopus sp, and sejenis rumput Sclerotium sp. Yang paling banyak menyerang dan fatal adalah Coprinus sp, karena cepat penyerangannya hanya dalam 1 minggu bisa menghabiskan 1 kumbung. 
  6. Selain penyakit jamur liar tersebut, bisa juga terserang bakteri seperti wet bubble (Mucogone perniciosa) dan button rot (bacteria, Pseudomonas sp). Penyakit wet bubble adalah yang paling merusak. 

Hama dan Pemyakit yang menyerang jamur merang  adalah

a.      Ulat (Lycoriella Sp)

Hama satu ini menyerang jamur saat suhu udara sangat lembab, ulat biasanya menyerang saat musim penghujan tiba, sering menyerang baglog yang sudah lama, saat musim kemarau jarang sekali ulat menyerang baglog. Penyebab banyak ulat karena kurang bersihnya kumbung karena disebabkan karena banyak sisa baglog atau tangkai jamur yang berserahkan disekitar kumbung.

b.      Kumbang (Cyllodes bifacies)

Kumbang jenis cyllodes sering merusak jamur dengan cara memakan tubuh buah jamur dan tudung sehingga berakibat tudung menjadi lembek dan berair. Jika terjadi seperti ini tudung akan cepat lepas dalam waktu 2-3 hari dan mengakibatkan gagal panen.

c.       Tungau


Hama jenis tungau ini awalnya hanya menyerang atas baglog atau permukaannya, tetapi lama-kelamaan hama ini masuk ke dalam baglog. Sehingga mengakibatkan baglog menjadi busuk dan berakibat jamur gagal tumbuh.

d.      Pseudomonas tolaasii

 
Hama ini berbentuk bakteri yang menyerang baglog dengan membuat kerusakan hampir mencapai 20-30%. Hama ini biasanya masuk saat proses sterilisasi yang tidak sempurna.

e.       Trichoderma

 
Hama ini banyak menyerang jamur tiram, bakteri jamur ini biasanya berasal dari udara atau dari pekerja yang dapat terjadi pada substrat yang mengalami pasteurisasi berlebihan.
F.     Pencegahan Bakteri Dan Hama Penyakit Terhadap Jamur Merang
Penyakit dan hama sering timbul karena kurangnya ketelitian dan kehati-hatian dalam melakukan penanganan produksi salah satunya proses pemeliharaan. Hal tersebut menimbulkan pekerjaan baru karena penyakit dan hama yang menyerang harus segera ditangani. Bagi sebagian orang, cara yang paling mudah untuk mengatasinya adalah dengan menggunakan fungisida, insektisida dan bahan kimia lainnya. Namun, penggunaan bahan-bahan kimia ternyata menimbulkan permasalahan baru, tanaman dalam hal ini jamur tiram menjadi tercemar bahan kimia dan tidak sehat untuk dikonsumsi sehingga dapat menurunkan harga jual. Cara yang paling tepat untuk mengatasi penyakit dan hama adalah dengan metode pencegahan, karena mencegah lebih baik daripada mengobati..
Sebelum memahami hal-hal apa saja yang diperlukan dalam pencegahan, terlebih dahulu diperlukan pengetahuan mengenai bagaimana penyakit dan hama dapat menyebar.


Ada 5 cara/media utama yang dapat menyebabkan timbulnya hama dan penyakit :
1.      Udara
2.      Air
3.      Tanah
4.      Manusia
5.      Bibit

            Hama dan penyakit seperti spora jamur pengkontaminasi, bakteri pengganggu, ataupun virus dapat menyebar dengan mudah melalui aliran udara. Bahkan hama serangga dapat menyebar dengan cara terbang melawan aliran udara. Demikian pula dengan air, tanah, manusia, dan bibit dapat membawa sumber penyakit yang sama seperti udara.
Pengetahuan mengenai sumber timbulnya hama dan penyakit merupakan bagian penting dalam proses pencegahan. Oleh karena itu, kunci pencegahan timbulnya berbagai macam penyakit dan hama adalah dengan menjaga kebersihan dan sanitasi.
Ada 5 poin yang harus diperhatikan dalam menjaga kebersihan:
1.      Kelancaran sirkulasi udara
2.      Kebersihan air
3.      Pasteurisasi yang sempurna dan steril
4.      Kebersihan pekerja
Kebersihan lingkungan baik di dalam maupun di sekitar kumbung
Jenis-jenis hama dan penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur tiram diantaranya serangga, laba-laba, cacing, siput, rayap, jamur parasit dan saprofit, serta bakteri dan virus. Berikut cara pencegahannya :


1.      Mycogone perniciosa (Wet Bubble/White Mold)
 Dalam bahasa Yunani Myco - «jamur», dan akhiran «gone» berarti tubuh reproduksi.
Mycogone Perniciosa membentuk dua jenis spora:
* conidiospores (uniseluler, spora berdinding tipis, dengan kehidupan yang relatif singkat, sangat ringan, oleh karena itu, mereka dapat dibawa oleh angin);
* chlamydospores (terdiri dari dua sel, berdinding tebal, spora cokelat, yang hidup beberapa tahun).
Jamur yang telah terkena penyakit ini pada tahap awal berubah menjadi tak berbentuk, tertutup miselium parasit putih dan mengembang. Sebagai jamur cacat berkembang, menjadi coklat dan mulai membusuk. Karena pembusukan yang berair dan bentuk yang terkena jamur, penyakit ini dinamakan Wet Bubble .     
Selain itu, cairan warna kuning muncul di permukaan jaringan jamur, terutama pada tingkat kelembaban yang sangat tinggi. Pada tahap ini, jamur mulai membusuk dan yang disertai dengan bau yang menyengat.
Jamur yang sakit harus dibersihkan dengan sangat hati-hati. Rekomendasi penanganan adalah sebagai berikut:
 * Memanen jamur yang sakit dengan sendok, menurunkan baglog jamur ke dalam larutan sulfat tembaga dan disinfeksi sendok setelah menghilangkan penyakit;
* Menaburi baglog jamur dengan garam
* Daerah sekitar baglog yang terinfeksi disiram dengan larutan formalin dan kemudian ditaburi dengan kapur.

2.      Pseudomonas tolaasii (Bacteriosis)

            Para peneliti menemukan bahwa bakteri Pseudomonas tolaasii dapat bergerak melalui lapisan air menggunakan filamen. Jika ada tetesan air atau lapisan air di tudung jamur, nutrisi melarikan diri dari jaringan jamur ke dalam air, yang memberikan bakteri kesempatan untuk bereproduksi di daerah itu. Jumlah bakteri berlipat ganda dalam waktu kurang dari satu jam. Gejala pertama dari bentuk penyakit ini adalah bintik kuning-coklat.



Pada beberapa pembudidaya, bacteriosis merupakan penyakit epidemi (penyakit konstan). Bakteri dapat bertahan pada berbagai permukaan, di limbah, air, dan pada peralatan. Bila satu infeksi hadir, bakteri mudah berpindah dari ruang ke ruang lain melalui tangan pemetik jamur dan benda-benda lain yang dibawa pada kumbung. Lalat dan tungau juga bisa menyebarkan penyakit ini.
bercak bakteri biasanya muncul pada akhir siklus budidaya, ketika ventilasi kurang dan jamur yang tidak dirawat dengan cukup baik.
Dari semuanya yang disebutkan di atas, kesimpulan yang dapat dibuat adalah menciptakan kondisi iklim yang tepat. Kelembaban relatif tinggi (di atas 85%) dan suhu lebih tinggi dari 20 ° C menyebabkan munculnya gejala penyakit. Tetesan air setelah penyiraman atau kondensasi yang telah terbentuk pada jamur harus kering dalam waktu 2-3 jam. Untuk hal ini, ventilasi udara harus aktif dan sirkulasi udara yang digunakan harus baik. Di sini, penting untuk memastikan bahwa jamur tidak menjadi pecah-pecah dan bersisik
. Beberapa penulis menyarankan penyiraman jamur dengan air keran (125 ml 10% klor untuk 100 l air per 100 m²) sebelum panen pertama, ketika ukuran pin antara 4-5 mm, atau menggunakan larutan klorin 10% / 100 l / 100 m².
Penyakit ini dapat dicegah jika sanitasi dan kebersihan kumbung baik.
 




3.      Pythium oligandrum, Pythium hydnosporum

            Sebuah kandungan tinggi nitrogen ditemukan di daerah kompos yang terinfeksi dengan mold hitam. Para ilmuwan menganggap bahwa hal ini terjadi karena tidak meratanya distribusi suplemen nitrogen dalam kompos. Tapi itu belum jelas apakah daerah-daerah dengan kandungan tinggi nitrogen menahan pertumbuhan miselium atau merangsang pertumbuhan Pythium. Yang jelas, terlalu tingginya NH3 (Amonia) dapat membunuh miselium jamur.
Faktor lain yang menguntungkan bagi keadaan ini adalah kelembaban kompos yang terlalu berlebihan.
Kesimpulan berikut dapat dibuat dari penjelasan di atas, untuk menghindari penyebaran jamur Pythium, perlu untuk:
a.       Hindari kontak baglog melalui tanah. Kumpulan baglog harus disimpan pada platform beton minimal lantai semen;
b.      Perhatikan kebersihan ruangan pada saat dipasteurisasi dan inkubasi;
c.       Mendistribusikan suplemen nitrogen dalam serbuk gergaji seragam mungkin;
d.      Menjaga kelembaban serbuk gergaji.



4.      Hypomyces rosellus (Cladobotryum dendroides, Daktylium dendroides) Cobweb Mold
Kelembaban yang relatif tinggi dan suhu udara tinggi setelah pencampuran media merangsang perkembangan Dactylium.
Dalam literatur, ukuran kontrol berikut dapat ditemukan:
a)      Menaburi/membunuh jamur cobweb dengan garam dan baking soda, atau menyemprot daerah yang rusak dengan (40%) larutan formalin, dan segera menaburi dengan tanah kapur.
b)     Kelembaban relatif dan temperatur udara harus dipertahankan.
c)      Pemindahan infeksi jamur sehat harus dihindari, dengan gerakan terorganisir pemetik jamur.
d)     Tunduk oleh aturan sanitasi dan kebersihan di kumbung secara keseluruhan.

5.      Green Mold (Trichoderma, Aspergillus, Penicillium, Cladosporium)
Spora dari jamur ini secara luas tersebar di lapisan luar media dan bahan organik di berbagai lingkungan. Mereka dapat dengan mudah dibawa oleh angin, serangga atau tungau, manusia pada peralatan yang digunakan untuk budidaya jamur. Tikus yang memakan miselium pada permukaan serbuk juga dapat membawa penyakit ini.
Jamur ini dapat tumbuh pada peralatan kayu, dalam media serbuk kayu, di lapisan luar media, dan bahkan di butir miselium yang kurang siap/belum penuh. Ciri-ciri kontaminasi jamur ini yakni tumbuhnya bintik atau noda hijau. Suhu ideal bagi jamur ini adalah sekitar 22-26oC.
Langkah untuk menghindari kontaminasi jamur ini yakni:
a)      Membuang media baglog yang terinfeksi
b)      Desinfeksi pekerja dan alat-alat sebelum masuk kumbung
c)      Jangan bicara sewaktu inokulasi
d)     Jangan meletakkan langsung baglog pada tanah
6.      Coprinus Spp. (Ink Cap Fungi)

Coprinus menunjukkan adanya amonia bebas atau tingginya kandungan nitrogen dalam kompos. Munculnya jamur topi /tinta di ruang tumbuh menunjukkan rendahnya kualitas substrat akibat gangguan fermentasi dan proses pasteurisasi substrat itu.
Ada beberapa alasan:
a)      Penggunaan bahan baku yang buruk: pupuk kadaluarsa, atau pupuk kandang yang telah menjadi benar-benar kering setelah pemanasan, dan juga jerami/serbuk kayu yang membusuk dan terlalu tua.
b)      Penggunaan jumlah kelebihan kotoran unggas selama proses pengomposan (atau kumbung yang digunakan adalag bekas kandang unggas).
c)      Proses pasteurisasi yang kurang optimal.
7.      Mucor spp.
Kontaminasi Mucor ditandai dengan timbulnya noda hitam pada permukaan media baglog. Kontaminasi ini menyebabkan adanya persaingan pertumbuhan Mucor dengan miselium jamur tiram. Pencegahan dapat dilakukan dengan mengurangi jumlah susunan baglog jamur dan mengatur /menurunkan suhu ruangan dengan membuka dan mengatur sirkulasi udara.
8.      Neurospora spp
Neurospora dapat menghambat pertumbuhan miselium dan tubuh buah. Neurospora menimbulkan tepung “orange” pada permukaan kapas penyumbat baglog. Pencegahan dilakukan dengan melakukan sterilisasi media baglog dengan sempurna dan mengurangi jumlah susunan baglog jamur.







G.          Manfaat Jamur Merang

Jamur merang dalam sejarah telah dikenal sebagai makanan sejak 3000 tahun yang lalu, dimana jamur menjadi makanan khusus untuk raja Mesir yang kemudian berkembang menjadi makanan spesial bagi masyarakat umum karena rasanya yang enak.
Jamur merang mempunyai rasa enak, gurih, dan tidak mudah berubah wujudnya jika dimasak, sehingga digunakan untuk berbagai macam masakan, seperti mie ayam jamur, tumis jamur, pepes jamur, sup dan capcay.
Sentra produksi jamur merang di Indonesia terdapat di Dataran Tinggi Dieng. Di negara-negara Asia yang membudidayakannya, jamur merang dijual dalam bentuk segar. Di daerah beriklim sejuk hanya tersedia jamur merang kalengan.
Di Cina, pemanfaatan jamur sebagai bahan obat-obatan sudah dimulai sejak dua ribu tahun silam.
Jamur merang merupakan jenis jamur yang pertama kali dapat dibudidayakan secara komersial. Di Cina jamur merang mulai dibudidayakan sejak pertengahan abad 17, dan di Indonesia tanaman ini diperkirakan mulai dibudidayakan sekitar tahun 1950-an.
Manfaat jamur merang antara lain :
1)            Makanan kaya akan serat, protein, vitamin, serta bebas kolesterol
2)            Mengandung garam mineral yang lebih tinggi dibanding daging sapi dan domba
3)            Penawar racun dalam tubuh (Eritadenin)
4)            Menurunkan tekanan darah dan kolesterol
5)            Mengurangi resiko terkena penyakit jantung dan kanker
6)            Jamur Merang bisa dibuat aneka masakan lezat seperti sup jamur, cap cay, tumis,
7)            mie ayam jamur, pepes jamur, sate jamur, bahkan digoreng langsung tanpa
tepungpun terasa nikmat
.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Jamur merang (Volvariella volvacea) merupakan jamur yang paling dikenal, terutama untuk masyarakat Asia Tenggara, dan telah lama dibudidayakan sebagai bahan pangan, karena termasuk golongan jamur yang enak rasanya. Jamur merang umumnya tumbuh pada media yang merupakan sumber selulosa, misalnya, pada tumpukan merang, dekat limbah penggilingan padi, limbah pabrik kertas, ampas batang aren, limbah kelapa sawit, ampas sagu, sisa kapas, kulit buah pala, dan sebagainya.
Sosok jamur merang secara anotomi terdiri dari tudung yang berbentuk seperti paying, di bawah tudung terdapat lamella, tangkai, serta akar semu yang disebut rizoid. Jamur merang memiliki tudung (pileus) dengan bilah atau lembaran tipis pada permukaan bawahnya. Jamur yang termasuk dalam family agraceae ini berbentuk paying, terdiri dari batang dan tudung, pangkalnya memiliki selaput yang pada mulanya menutupi seluruh tubuh buah saat masih kecil. Permukaan bawah tudung, terdapat lembaran-lembaran yang tersusun seperti jari-jari paying, di tempat inilah spora jamur muncul.
Jamur merang kaya akan protein, sebagai makanan anti kolesterol, eritadenin dalam jamur merang dikenal sebagai penawar racun, dan banyak mengandung antibiotik yang berguna untuk pencegahan anemia. Menurut penelitian jamur juga dapat digunakan untukmengobati kanker.

B.     Saran
Selain sebagai pengetahuan pengethuan pendidikan , jamur dapat digunakan sebagai bisnis yang menguntungkan kedepannya.maka dari itu penulis mengambil judul cara mengembangkan jamur tiram , dengan maksud pembaca dapat mencontoh dan mengambil manfaat nya di kemudian hari

Adapun saran-saran yang dapat kami sampaikan dalam makalah ini yaitu semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan kedepannya dapat memberi kritik apabila terdapat kesalah dalam redaksi makalah ini guna perbaikan bagi penulis.




 DAFTAR PUSTAKA

http://unibio-center.blogspot.com/2013/01/All About Jamur Merang.html
http://www .google.com. Basidiomycota  Juni 2011.html
http://www.google.com.MORFOLOGI DAN MANFAAT JAMUR 
MERANG.html
http://www.google.com. Copas  Jamur Merang (Volvariella volvacea).html
http://www.google.com. Jamur Merang  Manfaat Jamur Merang.html
http://www.wikipedia.com. Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.
Jamur tiram.html

                                                                     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar