BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kita telah mengenal jamur
dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak sebaik tumbuhan lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh
pada waktu tertentu, pada kondisi tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas.
Sebagai contoh, jamur banyak muncul pada musim hujan di kayu-kayu lapuk,
serasah, maupun tumpukan jerami. namun, jamur ini segera mati setelah musim
kemarau tiba. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
manusia telah mampu membudidayakan jamur dalam medium buatan, misalnya jamur merang, jamur tiram, dan jamur
kuping .
Tubuh buah yang masih muda berbentuk bulat telur, berwarna
cokelat gelap hingga abu-abu dan dilindungi selubung. Pada tubuh buah jamur
merang dewasa, tudung berkembang seperti cawan berwarna coklat tua keabu-abuan
dengan bagian batang berwarna coklat muda. Jamur merang yang dijual untuk
keperluan konsumsi adalah tubuh buah yang masih muda yang tudungnya belum
berkembang.
Jamur merang dibudidayakan di dalam bangunan yang disebut kumbung. Sesuai namanya jamur ini
tumbuh baik pada media merang dan jerami yang telah terkomposkan. Namun praktik budidaya lebih
lanjut juga mendapati jamur ini tumbuh baik pada kompos sampah kertas, tandan
kosong sawit, kompos batang pisang dan kompos bio massa pada umumnya. Menurut
penelitian, limbah kapas
adalah media yang memberikan hasil produksi dan pertumbuhan yang terbaik bagi
jamur merang. Jamur merang dikenal sebagai warm mushroom, hidup dan
mampu bertahan pada suhu yang relatif tinggi, antara 30-38 °C dengan suhu
optimum pada 35 °C.
B.
Rumusan Masalah
4.
Jelaskan Hama
Dan Penyakit Pada Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus)?
C.
Tujuan
4.
Untuk
memahami Hama Dan Penyakit Pada Jamur Tiram (Pleurotus
ostreatus)
BAB
II
PEMBAHASAN
B.
Jamur
merang (Volvariella volvacea) merupakan jamur yang paling dikenal, terutama untuk
masyarakat Asia Tenggara, dan telah lama dibudidayakan sebagai bahan pangan,
karena termasuk golongan jamur yang enak rasanya. Jamur merang umumnya tumbuh
pada media yang merupakan sumber selulosa, misalnya, pada tumpukan merang,
dekat limbah penggilingan padi, limbah pabrik kertas, ampas batang aren, limbah
kelapa sawit, ampas sagu, sisa kapas, kulit buah pala, dan sebagainya.
Jamur
merang kaya akan protein kasar dan karbohidrat bebas N (N-face carbohydrate).
Tingkat kandungan serat kasar dan abu adalah moderat, sedangkan kandungan
lemaknya rendah. Nilai energi jamur merang rendah, namun merupakan sumber
protein dan mineral yang baik dengan kandungan kalium dan fosfor yang tinggi.
Kandungan Na, Ca, Mg dan Cu, Zn , Fe cukup. Kandungan logam berat Pb dan Cd
tidak ada, sehingga jamur merang sangat baik digunakan sebagai bahan makanan
sehari-hari. Kandungan protein jamur merang mencapai 1, 8 persen, lemak 0.3
persen, dam karbohidrat 12 – 48 persen.
Jamur
merang kaya akan protein, sebagai makanan anti kolesterol, eritadenin dalam
jamur merang dikenal sebagai penawar racun, dan banyak mengandung antibiotik
yang berguna untuk pencegahan anemia. Menurut penelitian jamur juga dapat
digunakan untuk mengobati
kanker.
Jamur
merang biasanya tumbuh pada media tangkai padi/jerami atau merang, sehingga
dikenal dengan jamur merang. Jamur merang ada dua jenis yaitu jamur merang
hitam dan jamur merang putih. Jamur merang hitam memiliki ciri-ciri kulit tipis
dan berwarna hitam. Jenis ini biasanya tumbuh pada suhu sekitar 28 sampai 30
°C. Sedangkan untuk jamur merang putih memiliki ciri-ciri berwarna putih bersih
da berkulit tebal, dapat hidup pada suhu 31 sampai 33 °C. Secara umum, jamur
merang memiliki cawan atau yang disebut volva cawan tersebut berwarna coklat
muda dan berfungsi sebagai pembungkus tubuh ketika masih pada stadium telur
(AnneAhira.com, 2011: 1).
Kingdom : Fungi
Filum :
Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
Ordo :
Agaricales
Family
: Pluteaceae
Genus :
Volvariella
Spesies : Volvariella
volvacea
(Gembong, 2005: 59)
Berikut ini contoh jamur merang
hitam dan jamur merang putih :
1)
Jamur Merang
Hitam
2) Jamur Merang
Putih
Jamur
Merang (Volvariella volvacea) merupakan jamur yang paling di kenal untuk daerah
Asia Tenggara, selain rasanya yang enak, mudah tumbuh pada berbagai macam media
tumbuh. Diantara sekian banyak spesies jamur tropika dan sub tropika
Volvariella volvacea atau si Jamur Merang merupakan jamur yang memiliki
kandungan gizi yang tidak kalah bila dibandingkan dengan bahan
makanan yang lain. Jamur Merang mengandung berbagai macam asam
amino baik asam amino esensial dan asam amino non esensial. Volvariella
volvacea dari namanya di ketahui sebenarnya jamur yang memiliki
volva atau cawan biasanya merupakan jamur beracun kecuali Jamur
Merang. Oleh sebab itulah di Asia khususnya di Indonesia orang – orang lebih
menyukai Jamur Merang dari pada jamur yang tidak beracun lainnya (Sukara,
1981).
Diantara sekian banyak jenis jamur yang tumbuh liar pada musim hujan orang sering sulit membedakan antara jamur yang dapat di konsumsi dan jamur yang tidak dapat di konsumsi (jamur beracun). Ada beberapa cara yang dapat di lakukan oleh masyarakat awam untuk membedakan jamur beracun dengan jamur yang tidak beracun, umumnya jamur beracun mempunyai warna yang mencolok seperti warna merah darah, hitam legam, biru tua, ataupun warna–warna yang mencolok lainya. Jamur beracun biasanya menghasilkan bau yang menusuk hidung, selubung universal yang membentuk cincin dan selubung universal yang membentuk cawan (volva). Gejala yang biasanya muncul apabila seseorang mengalami keracunan jamur biasanya mual–mual, muntah, kepala pusing, bahkan akibat yang paling fatal adalah kematian (Suriawiria, 1986).
Diantara sekian banyak jenis jamur yang tumbuh liar pada musim hujan orang sering sulit membedakan antara jamur yang dapat di konsumsi dan jamur yang tidak dapat di konsumsi (jamur beracun). Ada beberapa cara yang dapat di lakukan oleh masyarakat awam untuk membedakan jamur beracun dengan jamur yang tidak beracun, umumnya jamur beracun mempunyai warna yang mencolok seperti warna merah darah, hitam legam, biru tua, ataupun warna–warna yang mencolok lainya. Jamur beracun biasanya menghasilkan bau yang menusuk hidung, selubung universal yang membentuk cincin dan selubung universal yang membentuk cawan (volva). Gejala yang biasanya muncul apabila seseorang mengalami keracunan jamur biasanya mual–mual, muntah, kepala pusing, bahkan akibat yang paling fatal adalah kematian (Suriawiria, 1986).
Menurut
Rismunandar (1982), Jamur Merang (Volvariella volvacea) merupakan jamur yang
paling mudah hidup di dalam berbagai macam media tumbuh, dapat di tanam di mana
saja.
Jamur
Merang paling mudah dibudidayakan karena jamur ini memiliki daya adaptasi yang
cukup tinggi terhadap lingkungannya. Sehingga Jamur Merang dapat tumbuh
mulai dari benua Asia sampai benua Afrika pada ketinggian tertentu.
Pada umumnya jamur–jamur yang sudah dibudidayakan secara besar–besaran
biasanya di tanam di media tumbuh yang berupa kompos yang sudah jadi.
Tetapi untuk Jamur Merang dapat di tanam di media tumbuh yang
masih berupa limbah–limbah pabrik pertanian yang belum di olah menjadi
kompos. Dapat tumbuh pada berbagai media tumbuh yang banyak mengandung
selulosa. Banyaknya macam media tumbuh Jamur Merang menyebabkan para petani
jamur harus selektif dalam pemilihan media tumbuh untuk mendapatkan
hasil yang maksimal. Untuk mengetahui media tumbuh manakah yang paling
baik di gunakan, para petani sering mencoba berbagai macam media untuk
membandingkan hasil yang di peroleh dengan menggunakan berbagai macam
media tumbuh.
Jamur
merang biasanya tumbuh pada media tangkai padi/jerami atau merang, sehingga
dikenal dengan jamur merang. Jamur merang ada dua jenis yaitu jamur merang
hitam dan jamur merang putih. Jamur merang hitam memiliki ciri-ciri kulit tipis
dan berwarna hitam. Jenis ini biasanya tumbuh pada suhu sekitar 28 sampai 30
°C. Sedangkan untuk jamur merang putih memiliki ciri-ciri berwarna putih bersih
dan berkulit tebal, dapat
hidup pada suhu 31 sampai 33 °C. Secara umum, jamur merang memiliki cawan atau
yang disebut volva cawan tersebut berwarna coklat muda dan berfungsi sebagai
pembungkus tubuh ketika masih pada stadium telur.
Tubuh
buah sering pula disebut dengan primodia yaitu sesuatu yang keluar di atas
permukaan tanah yang bentuknya seperti payung terbuka bila mana sudah tua, dan
berbentuk telur kecil bila mana baru timbul. Selain jamur yang tumbuh membentuk
tubuh buah juga terdapat jamur yang tetap dalam bentuk myselium yang biasanya
tumbuh di dalam tanah dan senantiasa menghindari sinar matahari (Rismunandar,
1982).
Bagian tubuh jamur Jamur
Merang (Volvariella volvacea)
Menurut
Suriawiria (1986), jamur secara umum mempunyai struktur tubuh yang
sederhana mulai dari jamur bersel satu, bentuk serat sampai bentuk
lengkap, artinya sudah menyerupai tanaman tingkat tinggi yang
sudah memiliki akar dan batang.
Pada
jamur yang memiliki tingkat kehidupan lebih tiggi (Jamur Sejati) memiliki
dua macam perkembangan tubuh buah atau Primodia, yaitu : tipe
perkembangan tubuh buah Angiocarpic dan Gymnocarpic.
Berikut ini
merupakan contoh kunci determinasi Basidiomycota, (disadur dari M. Kuo :2004)
1. a.
Jamur yang memiliki tudung (cup / pileus) dan tangakai (stipe), biasanya
berbentuk payung dengan bilah (gill) dibagian
bawah………….................…..................................................2a
b. Jamur dapat berbentuk bulat, berbentuk cangkir,
bergerombol seperti rak, jelly, berbentuk seperti sarang burung kecil,
berbentuk seperti brokoli atau
karang......................................................5
2.
a. Jamur memiliki bilah (gill / lamella)..............................………....3
b.Jamur
memiliki pori – pori di bagian bawah tudung (cup /plieus)..........................…......4
3. a.
Bilah (gill / lamella) tidak menyentuh tangkai (stipe) sama sekali (free) sehingga tidak ada bilah (gill / lamella)
yang menempel pada tangkai (stipe) saat
dipatahkan............................................................................6b
b. Bilah
(gill / lamella) ada yang menempel pada tangkai (stipe), Adnate, adneed dan
decurrent..............................................................................6a
4.
a.Tidak memiliki tangkai atau memiliki banyak tangkai dan mungkin memiliki
tekstur yang kasar atau
kayu....................................................5b
b. Jamur
hidup bergerombol, mulai bercabang dari tangkai bagian bawahnya..........................................................................................…6a
5. a. Jamur yang tumbuh individu dan tidap
bercabang pada tangkainya serta tumbu pada substat kayu. Memiliki tekstur
kasar dan berkayu dan banyak memiliki pori – pori dibawah tudung (cup
/pileus).......................................................................
Ganoderma lyceum
b. Jamur ini
memiliki tekstur kenyal dan terlihat basah, berbentuk seperti telinga dan
berwarna coklat…............................... Auricularia auricular
6. a. Memiliki bilah yang putih dan melekat pada
atau setelah turun tangkai. Bilah ini mudah rapuh dan memiliki cela yang
rapat……..................................................................... Pleurotus
floridae
b. Memiliki tangkai
yang berada ditengah – tengah tudung (cup /
pileus)………...…..............................….Lentinus edodes
7. a.
Permukaan tudung (cup / pileus) halus, berbulu,…….........…...............2
b. Permukaan tudung (cup / pileus)
tekstur kasar / tidak rata atau terdapat
bercak..........3a
8. a. Tangkai beralur halus……………….................…........….…..…..4b
b.
Tangkai seperti kayu atau bertekstur kasar.....................…..………….3
E.
Hama dan
Penyakit Pada Jamur Tiram
Setiap
tumbuhan pasti tidak luput dengan hama yang menghinggap di tubuh dan batang
tumbuhan, sehingga akan berakibat penyakit buat tumbuhan itu
sendiri yang berakibat fatal yaitu gagal panen. Apalagi Jamur yang hidupnya di
daerah lembab yang sangat rentan dengan hama dan penyakit.
Penyakit
penyakit tersebut antara lain adalah dari jenis jamur lain yang ikut tumbuh
dalam kompos, antara lain:
- Scopulariopsis fimicola, warna jamur lebih putih dan cenderung mengelompok dan melebar, jamur ini sering tumbuh di kayu kayu yang lapuk.
- Verticillium agaricicotum, miselium jamur ini sangat mirip dengan jamur merang dengan warna putih.
- Jika menggunakan kapas sebagai media maka penyakit yang mungkin timbul lebih banyak antara lain: , Thielavia terricola, Trichoderma sp, Aspergillus sp, Pythium sp, and Rhizoctonia sp.
- Jika menggunakan kompos wheat, barley dan Jowar maka jamur liar yang bisa menyerang antara lain Chaetomium sp, Alternaria sp, and sordaria sp.
- Jika menggunakan jerami sebagai media maka jamur liar yang mungkin menyerang adalah: Coprinus species (jamur jerami), seperti C. aratus, C.cenerreus, C.Lagopus serta Psathyrella sp, Penicillium sp, Podospora favrelli, Aspergillus sp, Rhizoctonia solani, Rhizopus sp, and sejenis rumput Sclerotium sp. Yang paling banyak menyerang dan fatal adalah Coprinus sp, karena cepat penyerangannya hanya dalam 1 minggu bisa menghabiskan 1 kumbung.
- Selain penyakit jamur liar tersebut, bisa juga terserang bakteri seperti wet bubble (Mucogone perniciosa) dan button rot (bacteria, Pseudomonas sp). Penyakit wet bubble adalah yang paling merusak.
Hama dan Pemyakit yang menyerang jamur merang adalah
a. Ulat (Lycoriella Sp)
Hama satu ini menyerang jamur saat suhu udara sangat
lembab, ulat biasanya menyerang saat musim penghujan tiba, sering menyerang
baglog yang sudah lama, saat musim kemarau jarang sekali ulat menyerang baglog.
Penyebab banyak ulat karena kurang bersihnya kumbung karena disebabkan karena
banyak sisa baglog atau tangkai jamur yang berserahkan disekitar kumbung.
b. Kumbang (Cyllodes bifacies)
Kumbang jenis cyllodes sering merusak jamur dengan cara
memakan tubuh buah jamur dan tudung sehingga berakibat tudung menjadi lembek
dan berair. Jika terjadi seperti ini tudung akan cepat lepas dalam waktu 2-3
hari dan mengakibatkan gagal panen.
c. Tungau
Hama jenis tungau ini awalnya hanya menyerang atas baglog
atau permukaannya, tetapi lama-kelamaan hama ini masuk ke dalam baglog.
Sehingga mengakibatkan baglog menjadi busuk dan berakibat jamur gagal tumbuh.
d. Pseudomonas tolaasii
Hama ini berbentuk bakteri yang menyerang baglog dengan
membuat kerusakan hampir mencapai 20-30%. Hama ini biasanya masuk saat proses
sterilisasi yang tidak sempurna.
e. Trichoderma
Hama ini banyak menyerang jamur tiram, bakteri jamur ini biasanya berasal
dari udara atau dari pekerja yang dapat terjadi pada substrat yang mengalami
pasteurisasi berlebihan.
F. Pencegahan
Bakteri Dan Hama Penyakit Terhadap Jamur Merang
Penyakit dan
hama sering timbul karena kurangnya ketelitian dan kehati-hatian dalam
melakukan penanganan produksi salah satunya proses pemeliharaan. Hal tersebut
menimbulkan pekerjaan baru karena penyakit dan hama yang menyerang harus segera
ditangani. Bagi sebagian orang, cara yang paling mudah untuk mengatasinya adalah
dengan menggunakan fungisida, insektisida dan bahan kimia lainnya. Namun,
penggunaan bahan-bahan kimia ternyata menimbulkan permasalahan baru, tanaman
dalam hal ini jamur tiram menjadi tercemar bahan kimia dan tidak sehat untuk
dikonsumsi sehingga dapat menurunkan harga jual. Cara yang paling tepat untuk
mengatasi penyakit dan hama adalah dengan metode pencegahan, karena mencegah
lebih baik daripada mengobati..
Sebelum memahami hal-hal apa saja yang diperlukan dalam pencegahan, terlebih dahulu diperlukan pengetahuan mengenai bagaimana penyakit dan hama dapat menyebar.
Sebelum memahami hal-hal apa saja yang diperlukan dalam pencegahan, terlebih dahulu diperlukan pengetahuan mengenai bagaimana penyakit dan hama dapat menyebar.
Ada 5
cara/media utama yang dapat menyebabkan timbulnya hama dan penyakit :
1.
Udara
2.
Air
3.
Tanah
4.
Manusia
5.
Bibit
Hama dan penyakit seperti spora jamur pengkontaminasi, bakteri pengganggu, ataupun virus dapat menyebar dengan mudah melalui aliran udara. Bahkan hama serangga dapat menyebar dengan cara terbang melawan aliran udara. Demikian pula dengan air, tanah, manusia, dan bibit dapat membawa sumber penyakit yang sama seperti udara.
Pengetahuan mengenai sumber timbulnya hama dan
penyakit merupakan bagian penting dalam proses pencegahan. Oleh karena itu,
kunci pencegahan timbulnya berbagai macam penyakit dan hama adalah dengan
menjaga kebersihan dan sanitasi.
Ada 5 poin
yang harus diperhatikan dalam menjaga kebersihan:
1.
Kelancaran sirkulasi udara
2.
Kebersihan air
3.
Pasteurisasi yang sempurna dan steril
4.
Kebersihan pekerja
Kebersihan lingkungan baik di dalam maupun di sekitar
kumbung
Jenis-jenis hama dan penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur tiram diantaranya serangga, laba-laba, cacing, siput, rayap, jamur parasit dan saprofit, serta bakteri dan virus. Berikut cara pencegahannya :
Jenis-jenis hama dan penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur tiram diantaranya serangga, laba-laba, cacing, siput, rayap, jamur parasit dan saprofit, serta bakteri dan virus. Berikut cara pencegahannya :
1.
Mycogone perniciosa (Wet Bubble/White Mold)
Dalam bahasa Yunani Myco - «jamur», dan akhiran
«gone» berarti tubuh reproduksi.
Mycogone Perniciosa membentuk dua jenis spora:
Mycogone Perniciosa membentuk dua jenis spora:
* conidiospores (uniseluler, spora berdinding tipis,
dengan kehidupan yang relatif singkat, sangat ringan, oleh karena itu, mereka
dapat dibawa oleh angin);
* chlamydospores (terdiri dari dua sel, berdinding
tebal, spora cokelat, yang hidup beberapa tahun).
Jamur yang telah terkena penyakit
ini pada tahap awal berubah menjadi tak berbentuk, tertutup miselium parasit
putih dan mengembang. Sebagai jamur cacat berkembang, menjadi coklat dan mulai
membusuk. Karena pembusukan yang berair dan bentuk yang terkena jamur, penyakit
ini dinamakan Wet Bubble .
Selain itu, cairan warna kuning
muncul di permukaan jaringan jamur, terutama pada tingkat kelembaban yang
sangat tinggi. Pada tahap ini, jamur mulai membusuk dan yang disertai dengan
bau yang menyengat.
Jamur yang sakit harus dibersihkan dengan sangat hati-hati. Rekomendasi penanganan adalah sebagai berikut:
Jamur yang sakit harus dibersihkan dengan sangat hati-hati. Rekomendasi penanganan adalah sebagai berikut:
* Memanen jamur
yang sakit dengan sendok, menurunkan baglog jamur ke dalam larutan sulfat
tembaga dan disinfeksi sendok setelah menghilangkan penyakit;
* Menaburi baglog jamur dengan garam
* Menaburi baglog jamur dengan garam
* Daerah sekitar baglog yang terinfeksi disiram dengan
larutan formalin dan kemudian ditaburi dengan kapur.
2. Pseudomonas
tolaasii (Bacteriosis)
Para peneliti menemukan bahwa bakteri Pseudomonas tolaasii dapat bergerak melalui lapisan air menggunakan filamen. Jika ada tetesan air atau lapisan air di tudung jamur, nutrisi melarikan diri dari jaringan jamur ke dalam air, yang memberikan bakteri kesempatan untuk bereproduksi di daerah itu. Jumlah bakteri berlipat ganda dalam waktu kurang dari satu jam. Gejala pertama dari bentuk penyakit ini adalah bintik kuning-coklat.
Pada beberapa pembudidaya,
bacteriosis merupakan penyakit epidemi (penyakit konstan). Bakteri dapat
bertahan pada berbagai permukaan, di limbah, air, dan pada peralatan. Bila satu
infeksi hadir, bakteri mudah berpindah dari ruang ke ruang lain melalui tangan
pemetik jamur dan benda-benda lain yang dibawa pada kumbung. Lalat dan tungau
juga bisa menyebarkan penyakit ini.
bercak bakteri biasanya muncul pada akhir siklus budidaya, ketika ventilasi kurang dan jamur yang tidak dirawat dengan cukup baik.
bercak bakteri biasanya muncul pada akhir siklus budidaya, ketika ventilasi kurang dan jamur yang tidak dirawat dengan cukup baik.
Dari semuanya yang disebutkan di
atas, kesimpulan yang dapat dibuat adalah menciptakan kondisi iklim yang tepat.
Kelembaban relatif tinggi (di atas 85%) dan suhu lebih tinggi dari 20 ° C
menyebabkan munculnya gejala penyakit. Tetesan air setelah penyiraman atau
kondensasi yang telah terbentuk pada jamur harus kering dalam waktu 2-3 jam.
Untuk hal ini, ventilasi udara harus aktif dan sirkulasi udara yang digunakan
harus baik. Di sini, penting untuk memastikan bahwa jamur tidak menjadi
pecah-pecah dan bersisik
. Beberapa penulis menyarankan
penyiraman jamur dengan air keran (125 ml 10% klor untuk 100 l air per 100 m²)
sebelum panen pertama, ketika ukuran pin antara 4-5 mm, atau menggunakan
larutan klorin 10% / 100 l / 100 m².
Penyakit ini dapat dicegah jika
sanitasi dan kebersihan kumbung baik.
3. Pythium
oligandrum, Pythium hydnosporum
Sebuah kandungan tinggi nitrogen ditemukan di daerah kompos yang terinfeksi dengan mold hitam. Para ilmuwan menganggap bahwa hal ini terjadi karena tidak meratanya distribusi suplemen nitrogen dalam kompos. Tapi itu belum jelas apakah daerah-daerah dengan kandungan tinggi nitrogen menahan pertumbuhan miselium atau merangsang pertumbuhan Pythium. Yang jelas, terlalu tingginya NH3 (Amonia) dapat membunuh miselium jamur.
Faktor lain yang menguntungkan bagi keadaan ini adalah
kelembaban kompos yang terlalu berlebihan.
Kesimpulan berikut dapat dibuat dari
penjelasan di atas, untuk menghindari penyebaran jamur Pythium, perlu untuk:
a.
Hindari kontak baglog melalui tanah. Kumpulan baglog
harus disimpan pada platform beton minimal lantai semen;
b.
Perhatikan kebersihan ruangan pada saat dipasteurisasi
dan inkubasi;
c.
Mendistribusikan suplemen nitrogen dalam serbuk
gergaji seragam mungkin;
d.
Menjaga kelembaban serbuk gergaji.
4.
Hypomyces rosellus (Cladobotryum dendroides, Daktylium
dendroides) Cobweb Mold
Kelembaban
yang relatif tinggi dan suhu udara tinggi setelah pencampuran media merangsang
perkembangan Dactylium.
Dalam
literatur, ukuran kontrol berikut dapat ditemukan:
a) Menaburi/membunuh
jamur cobweb dengan garam dan baking soda, atau menyemprot daerah yang rusak
dengan (40%) larutan formalin, dan segera menaburi dengan tanah kapur.
b) Kelembaban
relatif dan temperatur udara harus dipertahankan.
c) Pemindahan
infeksi jamur sehat harus dihindari, dengan gerakan terorganisir pemetik jamur.
d) Tunduk oleh
aturan sanitasi dan kebersihan di kumbung secara keseluruhan.
5.
Green Mold (Trichoderma, Aspergillus, Penicillium,
Cladosporium)
Spora dari jamur ini secara luas tersebar di lapisan
luar media dan bahan organik di berbagai lingkungan. Mereka dapat dengan mudah
dibawa oleh angin, serangga atau tungau, manusia pada peralatan yang digunakan
untuk budidaya jamur. Tikus yang memakan miselium pada permukaan serbuk juga
dapat membawa penyakit ini.
Jamur ini dapat tumbuh pada peralatan kayu, dalam
media serbuk kayu, di lapisan luar media, dan bahkan di butir miselium yang
kurang siap/belum penuh. Ciri-ciri kontaminasi jamur ini yakni tumbuhnya bintik
atau noda hijau. Suhu ideal bagi jamur ini adalah sekitar 22-26oC.
Langkah untuk menghindari kontaminasi jamur ini yakni:
a)
Membuang media baglog yang terinfeksi
b)
Desinfeksi pekerja dan alat-alat sebelum masuk kumbung
c)
Jangan bicara sewaktu inokulasi
d)
Jangan meletakkan langsung baglog pada tanah
6. Coprinus
Spp. (Ink Cap Fungi)
Coprinus menunjukkan adanya amonia bebas atau tingginya kandungan nitrogen dalam kompos. Munculnya jamur topi /tinta di ruang tumbuh menunjukkan rendahnya kualitas substrat akibat gangguan fermentasi dan proses pasteurisasi substrat itu.
Ada beberapa alasan:
a)
Penggunaan bahan baku yang buruk: pupuk kadaluarsa,
atau pupuk kandang yang telah menjadi benar-benar kering setelah pemanasan, dan
juga jerami/serbuk kayu yang membusuk dan terlalu tua.
b)
Penggunaan jumlah kelebihan kotoran unggas selama
proses pengomposan (atau kumbung yang digunakan adalag bekas kandang unggas).
c)
Proses pasteurisasi yang kurang optimal.
7.
Mucor spp.
Kontaminasi Mucor ditandai dengan
timbulnya noda hitam pada permukaan media baglog. Kontaminasi ini menyebabkan
adanya persaingan pertumbuhan Mucor dengan miselium jamur tiram. Pencegahan
dapat dilakukan dengan mengurangi jumlah susunan baglog jamur dan mengatur
/menurunkan suhu ruangan dengan membuka dan mengatur sirkulasi udara.
8. Neurospora
spp
Neurospora dapat menghambat
pertumbuhan miselium dan tubuh buah. Neurospora menimbulkan tepung “orange”
pada permukaan kapas penyumbat baglog. Pencegahan dilakukan dengan melakukan
sterilisasi media baglog dengan sempurna dan mengurangi jumlah susunan baglog
jamur.
G.
Manfaat
Jamur Merang
Jamur
merang dalam sejarah telah dikenal sebagai makanan sejak 3000 tahun yang lalu,
dimana jamur menjadi makanan khusus untuk raja Mesir yang kemudian berkembang
menjadi makanan spesial bagi masyarakat umum karena rasanya yang enak.
Jamur
merang mempunyai rasa enak, gurih, dan tidak mudah berubah wujudnya jika
dimasak, sehingga digunakan untuk berbagai macam masakan, seperti mie ayam
jamur, tumis
jamur, pepes jamur,
sup
dan capcay.
Sentra
produksi jamur merang di Indonesia terdapat di Dataran Tinggi Dieng.
Di negara-negara Asia
yang membudidayakannya, jamur merang dijual dalam bentuk segar. Di daerah
beriklim sejuk hanya tersedia jamur merang kalengan.
Di Cina, pemanfaatan jamur sebagai bahan obat-obatan sudah dimulai sejak dua ribu tahun silam. Jamur merang merupakan jenis jamur yang pertama kali dapat dibudidayakan secara komersial. Di Cina jamur merang mulai dibudidayakan sejak pertengahan abad 17, dan di Indonesia tanaman ini diperkirakan mulai dibudidayakan sekitar tahun 1950-an.
Di Cina, pemanfaatan jamur sebagai bahan obat-obatan sudah dimulai sejak dua ribu tahun silam. Jamur merang merupakan jenis jamur yang pertama kali dapat dibudidayakan secara komersial. Di Cina jamur merang mulai dibudidayakan sejak pertengahan abad 17, dan di Indonesia tanaman ini diperkirakan mulai dibudidayakan sekitar tahun 1950-an.
Manfaat jamur merang antara lain :
1)
Makanan kaya akan
serat, protein, vitamin, serta bebas kolesterol
2)
Mengandung garam
mineral yang lebih tinggi dibanding daging sapi dan domba
3)
Penawar racun dalam
tubuh (Eritadenin)
4)
Menurunkan tekanan
darah dan kolesterol
5)
Mengurangi resiko
terkena penyakit jantung dan kanker
6)
Jamur Merang bisa
dibuat aneka masakan lezat seperti sup jamur, cap cay, tumis,
7)
mie ayam jamur, pepes
jamur, sate jamur, bahkan digoreng langsung tanpa
tepungpun terasa nikmat.
tepungpun terasa nikmat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jamur merang (Volvariella volvacea)
merupakan jamur yang paling dikenal, terutama untuk masyarakat Asia Tenggara,
dan telah lama dibudidayakan sebagai bahan pangan, karena termasuk golongan
jamur yang enak rasanya. Jamur merang umumnya tumbuh pada media yang merupakan
sumber selulosa, misalnya, pada tumpukan merang, dekat limbah penggilingan
padi, limbah pabrik kertas, ampas batang aren, limbah kelapa sawit, ampas sagu,
sisa kapas, kulit buah pala, dan sebagainya.
Sosok jamur
merang secara anotomi terdiri dari tudung yang berbentuk seperti paying, di
bawah tudung terdapat lamella, tangkai, serta akar semu yang disebut rizoid.
Jamur merang memiliki tudung (pileus) dengan bilah atau lembaran tipis pada
permukaan bawahnya. Jamur yang termasuk dalam family agraceae ini berbentuk
paying, terdiri dari batang dan tudung, pangkalnya memiliki selaput yang pada
mulanya menutupi seluruh tubuh buah saat masih kecil. Permukaan bawah tudung,
terdapat lembaran-lembaran yang tersusun seperti jari-jari paying, di tempat
inilah spora jamur muncul.
Jamur merang kaya akan protein, sebagai
makanan anti kolesterol, eritadenin dalam jamur merang dikenal sebagai penawar
racun, dan banyak mengandung antibiotik yang berguna untuk pencegahan anemia.
Menurut penelitian jamur juga dapat digunakan untukmengobati kanker.
B.
Saran
Selain sebagai pengetahuan pengethuan pendidikan , jamur
dapat digunakan sebagai bisnis yang menguntungkan kedepannya.maka dari itu penulis mengambil judul cara
mengembangkan jamur tiram , dengan maksud pembaca dapat mencontoh dan mengambil manfaat nya
di kemudian hari
Adapun saran-saran yang dapat kami sampaikan dalam
makalah ini yaitu semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
kedepannya dapat memberi kritik apabila terdapat kesalah dalam redaksi makalah
ini guna perbaikan bagi penulis.
DAFTAR PUSTAKA
http://unibio-center.blogspot.com/2013/01/All About
Jamur Merang.html
http://www .google.com. Basidiomycota
Juni 2011.html
http://www.google.com.MORFOLOGI DAN MANFAAT JAMUR
MERANG.html
http://www.google.com. Copas Jamur Merang
(Volvariella volvacea).html
http://www.google.com. Jamur Merang Manfaat Jamur
Merang.html
http://www.wikipedia.com. Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.
Jamur tiram.html